BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang masalah
Manusia
merupakan sebangsa binatang. Dia memiliki banyak kesamaan dengan binatang
lainnya. Pada saat yang sama manusia memiliki banyak ciri yang membedakan
dirinya dengan binatang lainnya, dan ciri-ciri ini menempatkannya lebih unggul
daripada binatang. Ada ciri-ciri utama yang mendasar, yang membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Sifat-sifat manusiawi manusia ditentukan oleh
ciri-ciri ini. Ciri-ciri ini, yang juga menjadi sumber dari apa yang dikenal
sebagai budaya manusia, berkaitan dengan dua hal. Yaitu, sikap dan
kecenderungan. ( murtadha muntahhari. 2002 : 1 )
Dengaan sikap
dan kecendurungan inilah sifat manusiawi manusia merefleksikan dirinya sebagai
organism yang berkebudayaan dan ber peradaban. Suatu peradaban mempunyai wujud,
tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial.
Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di
masyarakat. Dinamika peradaban dan kebudayaan yang di jalankan oleh manusia
dewasa ini telah melahirkan pola yang berbeda sesuai dengan evolusinya yang di
dukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi iinilah yang kemudian berpengaaruh besar terhadap perubahan
kebudayaan dan polarisasi peradaban.
Disisi lain
kebudayaan dan peradaban modern menegaskan pola baru yang di jalankan oleh
manusia, dimana manusia yang beradab cenderung telah hilang nilai – nilainya
bagi kebanyakan orang. disamping itu juga kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi meminimalisir peranan manusia untuk melakukan banyak hal dan disisi
lain perkembangan ilmu pengetahuan dan tekknologi mengancam runtuhnya peradaban
modern, hal ini di akibatkan Karenna pennghancuran yang di ciptakan oleh
kkebudayaan modern yang menakutkan bagi sebagian kalangan manusia. Hal ini
merupakan hokum alam seperti apa yang di sampaikan oleh Abu ala maududi dalam
bukunya yang berjudul penjajahan peradaban sebagai berikut;
"Salah satu dari keistimewaan alam semesta ini
ialah dia tidak akan ernah berhenti. Dalam system itu terdapat gerak yang
berjalan terus, perubahan dan daur yang berkesinambungan. Semua benda selamanya
mengalami kehancuran, bangunan – bangunan pasti runtuh yang semula lurus pasti
akan bengkok, yang tinggi akan meluncur turun demikian juga sebaliknya." (Abu ala maududi 1986: 68).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa hakikat peradaban?
2.
Bagaimanakan manusia sebagai makhluk dan masyarakat
adab ?
3.
Bagaimanakan evolusi budaya dan wudud peradaban dalam
kehidupan sehari-hari?
4.
Bagaimanakah dinamika peradaban global pada kehidupan
manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN
PERADABAN.
A. Hakikat Peradaban
Koentjaraningrat
(1990) menjelaskan bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban.
Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang
biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus
maju dan indah. Kebudayaan sendiri berasal dari kata culture, istilah
peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap
perkembangan kebudayaan.
Peradaban
berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur,
mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Prof.
Dr. Nurcholis Madjid ( Islam Dan Pluralism ) menggunakan istilah
civilization (peradaban) merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh
mansyarakat, dan menjadi hukum yang di tunduki secara bersama pula.
1)
Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur
kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang
maju dan kompleks.
2)
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia,
kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group
feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia
yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang
lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban
bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara
berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur
budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka
masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan teknologi dan, Ilmu pengetahuan.
B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak
hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti
barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi
daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai
makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku
sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada
manusia. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata,
rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusia
yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara
optimal).
Manusia adalah
makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat
adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga,
atau masyarakat madani.
Nurcholish
madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani.
Nurcholis majid menyebut masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang berbudi luhur, berakhlak mulia, dan
berperadaban, dengan
ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan,
penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan
penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah (Budi
Munawar Ranchman. 2011:183). Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya
demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah
kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan
(Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting),
kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma
atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
C. Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan
Sosial Budaya.
Evolusi
kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal
pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses
evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda,
bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya
untuk mengantisipasi tantangan tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan
akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan
alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi
akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan
menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam.
Manusia menciptakan kebudayaan.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat
berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual
manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Pandangan
sebagian ahli materialisme memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir karena
ketundukan manusia terhadap pola produksi dan alat – alat produksi atau secara
umum pengendalian sifat hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi, sementara pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh
murtadha muntahhari ( 2002 ) dalam bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam
Semesta. Bahwa sifat hewani dan sifat manusiawi manusia telah menjadi satu
kesatuan yang berevolusi yang menjadikan manusia sebagai organism yang memiliki
tindakan dan kecendurungan. Selanjutnya manusia marupakan manusia yang memiliki
pengetahuan dan beragama dengan istilah lain memiliki kebutuhan spiritual,
sehingga dalam perkembanganya budaya manusia akan berevolusi ketingkat dimana
pembebasan manusia dari ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan
perekonomianya tadi menjadi masyarakat yang terus memenuhi kebutuhan ideology
dan agamanya atas dasar tuntutan sifat manusiawinya tadi. Itulah titik evolusi
kebudayaan manusia di masa depanya menurut murtadha muntahhari.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan
bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap
tersebut, yang didirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas
yang tinggi. contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang
tinggi dalam sosok bangunannya (piramid,
obeliks, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar
yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno,
yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal
tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Mengacu pada
pandangan Nurcholish Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social budaya
telah di contohkan oleh masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya
masyarakat egaliter dimana antara kemajemkan masyarakat yang ada di madinah
telah melahirkan saling menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan
ras dan warna kulitnya, hal lain yang menjadi ciri khas kehidupan social budaya
yang merefleksikan wujud masyarakat ber peradaban pada masa itu dimana tingkat
partisipatis dan kebersamaan yang tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar
musyawarah bersama. ( Budy Munawar Racman 2011: 183 - 184 )
Dari paparan di atas merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial
budaya masyarakat. Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek
dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup
sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi
sosial yang dibentuk kala itu
Kemabli ke
evolusi budaya dalam tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok
tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban
industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat
terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban
informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi
digital.
D. Dinamika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia.
Menurut
nurcholis madjid dalam risalah singkatnya yang di tuangkan dalam Nilai – nilai
dasar perjuangan, menerangkan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk
tertinggi dengan di bekali kemampuan spiritual ( iman ), dan kemampuan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan menusia menyangkut alam dan manusia, sehingga
tugas manusia ialah bagaimana menciptakan sejarah. Selanjutnya nurcholis
manjdid mengatakan bahwa alam memiliki perubahan dan perkembangan. Sehingga
saya simpulkan bahwa perubahan dan perkembangan inilah yang memungkinkan
terciptanya evolusi dan dari sejarah yang di ciptakan oleh manusia meninggalkan
kebudayaan dan nilai – nilai maupun tradisi yang ada di masyarakat tersebut.
Gelombang
ketiga yang di tandai dengan revormasi dalam bidang komunikasi melahirkan suatu
masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global
village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau
masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya
pada 10-20 tahun mendatang.
John Naisbitt
dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi
memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia.
Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara,
terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara
maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
- Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
- Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
- Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
- Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
- Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
- Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
- Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
- Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
- Perubahan dari utara ke selatan.
- Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Peradaban
global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi
itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek
penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan
baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar. Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam
teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
Ø Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang
antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia diseluruh dunia.
Ø Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam,
televisi satelit, dan Internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam
turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
Ø Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internacional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasioanal, dan dominasi
organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
Ø Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan
media massa (terutama televisi, film, musik, serta transmisi berita dan
olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya
misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Ø Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang
lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradaban
merupakan organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam
urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan
kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku,
atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan
sendirinya. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu
memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur
menuju pada prilaku pada manusia.
Pengeruh besar kemajuan
jaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan proses evolusi kebudayaan
manusia yang sudah sampai pada taraf kompleksitasnya. peradaban manusia
mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada
kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian
pesatnya. Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang manusia berada
pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi
menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era
global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja,
tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa
berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan
cepat dari satu negara ke negara lain.
B. Saran
Melalui makalah
ini penyusun menghimbau pentingnya menghormati dan menghargai setiap perbedaan
yang dimiliki sehingga tercipta apa yang namanya egaliter, selalu menciptakan
kebersamaan sehingga tercipta masyarakat yang berperan aktif dalam rangka
terwujudnya kesejahteraan bersama, serta megedepankan sikap musyawarah secara
objektif dalam mengambil keputusan bersama. Sehingga apa yang di cita – citakan
untuk mewujudkan masyarakat madani ( civil society ) atau masyaraka ber
peradaban dapat terwujud.
Komentar
Posting Komentar